Memahami Simulasi Pinjaman BRI

Sebagian orang mungkin masih bingung cara mengajukan pinjaman ke bank. Mereka beranggapan bahwa prosesnya sulit dan berbelit. Selain belum paham tatacaranya, perhitungan bunga pun membuat bingung. Bank BRI adalah salah satu bank yang cukup intensif menawarkan kredit ke nasabah. Bank milik pemerintah ini terkenal dengan kredit usaha kecil (KUR) yang memberikan suku bunga rendah. Agar lebih paham, cek simulasi pinjaman BRI berikut ini.



Ada tiga metode perhitungan suku bunga kredit yaitu : flat, efektif dan anuitas. Ayo, kita belajar simulasi pinjaman BRI sesuai dengan metode perhitungan bunga yang digunakan.

1. Bunga flat

Kebanyakan di brosur kredit motor kalau kita perhatikan ada tabel yang berisi angka-angka besarnya cicilan yang harus dibayarkan konsumen setiap bulan sesuai jangka waktu kredit yang diambil. Besaran angsuran yang tercantum di tabel tersebut dihitung berdasarkan metode flat. Jumlah bunga ditambah plafon dihitung secara seimbang sesuai jangka waktu kredit. Contohnya : Pak Nadiem sebagai konsumen mengambil kredit tanpa agunan di bank BRI sebesar Rp.240 juta dan memilih jangka waktu pengembalian hingga 12 bulan yang mana bunga yang dikenakan adalah 10% per tahun.

Nilai kredit : 240 juta
Bunga / tahun : 10%
Tenor : 12 bulan
Cicilan pokok : Rp. 240 juta dibagi 12 bulan = Rp 20 juta/bulan
Besaran bunga : (Rp 240 juta X 10%) : 12 bulan = Rp 2 juta
Cicilan setiap bulan : Rp 20 juta + Rp 2 juta = Rp 22 juta

Dari simulasi pinjaman BRI di atas, setelah dihitung berdasarkan metode perhitungan bunga flat, angsuran yang mesti dibayar pak Nadiem sampai lunas sebanyak Rp.22 juta rupiah setiap bulan. Metode menghitung bunga kredit dengan metode flat nampak jumlah angsuran bersifat tetap.

2. Bunga efektif

Metode menghitung bunga pinjaman efektif agak berbeda dengan metode flat. Besaran angsuran untuk metode ini akan makin menyusut. Kredit yang memberlakukan bunga efektif menghitung bunga angsuran sesuai sisa total pinjaman. Cara perhitungan tersebut umumnya diterapkan untuk kredit jangka panjang umpamanya kredit investasi atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Seiring dengan berjalannya waktu maka beban bunga yang harus dibayarkan akan makin berkurang dan lebih sedikit apabila dibanding kalkulasi bunga flat. Contohnya Pak Nadiem mengajukan hutang senilai Rp 240 juta. Untuk itu angsuran yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah sebagai berikut :

Untuk menghitung bunga pinjaman digunakan rumus : SP X i X (30/360)

SP           : saldo pokok pinjaman dari bulan sebelumnya
i               : suku bunga setiap tahunnya
30           : jumlah hari dalam satu bulan
360         : jumlah hari dalam setahun

Pokok kredit : Rp 240 juta
Bunga : 10% per tahun
Tenor pinjaman : 24 bulan
Angsuran bulan pertama = Rp 240 juta X 10% X (30 hari/360 hari) = Rp 2 juta
Cicilan pokok ditambah bunga untuk bulan pertama = Rp 10 juta + Rp 2 juta = Rp 12 juta.
Angsuran bulan kedua= Rp 230 juta X 10% X (30 hari/360 hari) = Rp 1.191. 666.67

Berdasarkan simulasi tersebut kita bisa melihat bahwa bunga untuk tiap angsuran per bulan akan kian menyusut.

3. Bunga Anuitas

Sebenarnya metode ini merupakan bentuk inovasi perhitungan bunga efektif. Hal ini digunakan agar peminjam tidak bingung lantaran besarnya angsuran yang tidak sama setiap bulan sebagaimana bunga efektif. Metode menghitung bunga anuitas adalah dengan rumus khusus. Perhitungan didapatkan dari jumlah cicilan total yang telah disepakati sebelumnya, lalu dikurangi dengan perhitungan bunga anuitas. Rumus yang digunakan yaitu :

Besar pinjaman x (suku bunga : 12)/1 – (1 + suku bunga : 12) (pangkat -(tenor))






LihatTutupKomentar