Begini Urutan Cara Menghitung Bunga Pinjaman Bank

Kala kita hendak membayar kebutuhan mendadak, tapi tak punya uang cukup, pinjam ke bank adalah cara yang dapat diambil. Namun, sebelum mengajukan hutang ke bank, sudah semestinya kita menghitung-hitung dulu besarnya cicilan didasarkan pada besarnya suku bunga yang diberlakukan. Cara menghitung bunga pinjaman bank harus diketahui supaya kita dapat menyesuaikannya dengan pendapatan yang dimiliki per bulan. Bila tahu dengan pasti perhitungannya sudah barang tentu hutang bank pun akan lunas tepat waktu.



Tentu saja tak gampang bagi orang kebanyakan ketika diminta menghitung bunga pinjaman bank. Akan tetapi sebetulnya mudah saja sebab tak ada perhitungan yang rumit. Perlu dipahami bila bunga pinjaman itu ada tiga macam ialah bunga flat, bunga efektif dan bunga anuitas. Bagaimana menghitung masing-masing jenis suku bunga itu? Simak penjelasannya berikut ini :

1. Bunga Flat

Bunga flat boleh dikata paling gampang dihitung. Jenis bunga ini mengharuskan kita membayar angsuran tetap ditambah bunga per bulan. Besarnya bunga sudah ditetapkan pada awal perjanjian. Contoh paling mudah bunga flat adalah pinjaman kredit motor atau mobil. Tenor yang diberikan umumnya hingga 60 bulan atau 5 tahun. Umpamanya kita hendak mengajukan hutang senilai Rp 24 juta dengan tenor pelunasan selama 24 bulan. Misalnya besarnya suku bunga yaitu 10 % / tahun (fixed). Cara menghitungnya yaitu :

Jumlah pinjaman: Rp 24.000.000
Bunga / tahun: 10%
Tenor: 24 bulan

Angsuran pokok :
Jumlah pinjaman : jangka waktu = cicilan pokok
Rp 24.000.000 : 24 bulan = Rp 1.000.000/bulan

Bunga :
(Besar pinjaman x persen bunga) : jangka waktu = bunga per bulan
(Rp 24.000.000 x 10%) : 24 = Rp 100.000

Sehingga angsuran / bulan :
Cicilan pokok + bunga per bulan = angsuran per bulan
Rp 1.000.000 + Rp 100.000 = Rp 1.100.000

2. Bunga Efektif

Bunga efektif biasanya diterapkan pada pinjaman bank yang memiliki tenor panjang dengan nominal pinjaman besar misalnya kredit pemilikan rumah (KPR). Suku bunga yang dikenakan umumnya lebih kecil dari bunga flat sebab jangka waktu pinjaman ini bisa puluhan tahun. Bilamana bunga flat diputuskan dari permulaan sampai akhir angsuran dengan nilai sama, maka bunga efektif bergantung dari sisa angsuran yang masih ditanggung. Oleh karena itu makin lama, nilai angsuran akan makin kecil. Misalnya kita akan mengajukan KPR sebesar Rp 480 juta dan tenor selama 48 bulan. Cara menghitung bunga pinjaman bank adalah sebagai berikut :

Jumlah pinjaman: Rp 480.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor: 48 bulan

Angsuran pokok:
Jumlah pinjaman : jangka waktu = angsuran pokok
Rp 480.000.000 : 48 = Rp 10.000.000

Bunga bulan pertama:
((Besar pinjaman – ((1-1) x cicilan pokok)) x bunga : jangka waktu = bunga bulan pertama
((Rp 480.000.000 – ((1-1) x Rp 10.000.000)) x 10% : 48 = Rp 1.000.000

Angsuran bulan pertama:
Angsuran pokok + bunga bulan pertama = angsuran bulan pertama
Rp 10.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 11.000.000

Bunga bulan kedua:
((Rp 480.000.000 – ((2-1) x Rp 10.000.000)) x 10% : 48 = Rp 979.166

Angsuran bulan kedua:
Rp 10.000.000 + Rp 979.166 = Rp 10.979.166

Perhitungan tadi terus begitu hingga bulan berikutnya sampai angsuran terakhir.

3. Bunga Anuitas

Sebetulnya ini adalah bentuk inovasi perhitungan bunga efektif. Hal tersebut diambil supaya debitur tak bingung sebab cicilan yang tak sama tiap bulan bila menerapkan bunga efektif. Cara menghitung bunga anuitas menggunakan rumus khusus. Perhitungan diperoleh dari jumlah cicilan total yang sudah disepakati sebelumnya, kemudian dikurangi dengan perhitungan bunga anuitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Besar pinjaman x (suku bunga : 12)/1 – (1 + suku bunga : 12) (pangkat -(tenor))

Menghitung bunga anuitas akan cukup memakan waktu dan perlu ketelitian. Karenanya kita dapat memanfaatkan kalkulator khusus bunga anuitas sehingga perhitungan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.

LihatTutupKomentar