Kala seseorang terdesak kebutuhan penting, akan tetapi tak mempunyai dana cash dalam jumlah yang cukup, meminjam ke lembaga perbankan adalah salah satu caranya. Namun, sebelum meminjam ke bank, semestinya perhitungan cermat harus dilakukan. Mengetahui cara menghitung bunga pinjaman per bulan adalah salah satu hal yang penting dikuasai sehingga kita dapat menyesuaikan antara penghasilan dengan uang yang mesti dibayarkan setiap bulan.
Tentu saja tak mudah untuk orang kebanyakan menghitung bunga pinjaman bank per bulan, meski juga tidak sesusah yang dikira. Sebelum mulai menghitung, yang harus diketahui adalah adanya tiga tipe bunga yang dikenakan dalam pinjaman terdiri dari bunga flat, bunga efektif dan bunga anuitas. Penjelasan secara singkat tipe-tipe bunga pinjaman adalah sebagai berikut :
1. Pinjaman berbunga flat
Kebanyakan pada brosur kredit motor kita bisa melihat beberapa kolom memuat daftar cicilan yang harus dibayarkan konsumen setiap bulan disesuaikan jangka waktu yang diambil. Besaran angsuran yang tercantum dalam kolom tersebut dihitung berdasarkan metode flat. Nominal bunga dengan plafon dihitung secara seimbang sesuai jangka waktu pinjaman. Misalnya : Pak Luqman sebagai konsumen mengjukan kredit tanpa agunan sebesar Rp.240 juta dengan jangka waktu pelunasan 12 bulan serta besar bunga pinjaman yang dikenakan sebesar 10% per tahun.
Nilai kredit : 240 juta
Bunga / tahun : 10%
Tenor : 12 bulan
Cicilan pokok : Rp. 240 juta dibagi 12 bulan = Rp 20 juta/bulan
Besaran bunga : (Rp 240 juta X 10%) : 12 bulan = Rp 2 juta
Cicilan setiap bulan : Rp 20 juta + Rp 2 juta = Rp 22 juta
Dari jumlah kredit tadi sesudah dihitung menggunakan metode perhitungan bunga flat, cicilan yang mesti dibayar pak Luqman sampai lunas senilai Rp.22 juta rupiah per bulan. Cara menghitung bunga pinjaman per bulan menggunakan metode flat menunjukkan besaran cicilan bersifat tetap.
2. Pinjaman berbunga efektif
Cara menghitung bunga pinjaman efektif sedikit berbeda dengan sebelumnya. Nilai cicilan metode ini terlihat kian berkurang. Kredit jenis ini dalam pemberlakuan bunga cicilan dihitung mengikuti sisa total hutang. Metode perhitungan ini lazimnya diberlakukan pada pinjaman jangka panjang misalnya kredit investasi atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan berjalannya waktu maka biaya bunga yang mesti dibayarkan akan kian sedikit dan lebih rendah jika dibanding perhitungan bunga flat. Misalnya Pak Hendi mengajukan hutang sebesar Rp 240 juta. Maka cicilan yang mesti dibayarkan tiap bulannya sesuai perhitungan berikut ini :
Untuk menghitung bunga pinjaman digunakan rumus : SP X i X (30/360)
SP : saldo pokok pinjaman dari bulan sebelumnya
i : suku bunga setiap tahunnya
30 : jumlah hari dalam satu bulan
360 : jumlah hari dalam setahun
Pokok kredit : Rp 240 juta
Bunga : 10% per tahun
Tenor pinjaman : 24 bulan
Angsuran bulan pertama = Rp 240 juta X 10% X (30 hari/360 hari) = Rp 2 juta
Cicilan pokok ditambah bunga untuk bulan pertama = Rp 10 juta + Rp 2 juta = Rp 12 juta.
Angsuran bulan kedua= Rp 230 juta X 10% X (30 hari/360 hari) = Rp 1.191. 666.67
Dari perhitungan tadi kita dapat memperhatikan jika bunga untuk tiap cicilan per bulan akan makin rendah.
3. Bunga Anuitas
Cara menghitung persen bunga pinjaman ini adalah modifikasi cara hitung bunga efektif. Besaran cicilan bunga efektif tiap bulan yang tak sama acapkali menyebabkan debitur bingung. Cicilan pokok dari penghitungan bunga Anuitas diperoleh dari jumlah cicilan yang sudah diputuskan dikurangi hasil penghitungan bunga anuitas. Misalnya pak Udin ingin mendapatkan kredit KPR senilai Rp120 juta berjangka waktu 12 bulan termasuk dibebankan bunga 10% per tahun secara anuitas. Berapa cicilan per bulan yang mesti dibayarkan?
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Jangka waktu : 12 bulan
Cicilan pokok:
rumus anuitas
Sehingga hasilnya adalah = Rp10.549.906
Cara menghitung bunga pinjaman per bulan di atas biasanya paling sering digunakan. Apapun metode kredit yang digunakan, yang lebih penting adalah selalu menyesuaikan jumlah kredit dengan kemampuan kita dalam membayarnya, agar tak terjadi masalah ke kemudian hari.
Tentu saja tak mudah untuk orang kebanyakan menghitung bunga pinjaman bank per bulan, meski juga tidak sesusah yang dikira. Sebelum mulai menghitung, yang harus diketahui adalah adanya tiga tipe bunga yang dikenakan dalam pinjaman terdiri dari bunga flat, bunga efektif dan bunga anuitas. Penjelasan secara singkat tipe-tipe bunga pinjaman adalah sebagai berikut :
1. Pinjaman berbunga flat
Kebanyakan pada brosur kredit motor kita bisa melihat beberapa kolom memuat daftar cicilan yang harus dibayarkan konsumen setiap bulan disesuaikan jangka waktu yang diambil. Besaran angsuran yang tercantum dalam kolom tersebut dihitung berdasarkan metode flat. Nominal bunga dengan plafon dihitung secara seimbang sesuai jangka waktu pinjaman. Misalnya : Pak Luqman sebagai konsumen mengjukan kredit tanpa agunan sebesar Rp.240 juta dengan jangka waktu pelunasan 12 bulan serta besar bunga pinjaman yang dikenakan sebesar 10% per tahun.
Nilai kredit : 240 juta
Bunga / tahun : 10%
Tenor : 12 bulan
Cicilan pokok : Rp. 240 juta dibagi 12 bulan = Rp 20 juta/bulan
Besaran bunga : (Rp 240 juta X 10%) : 12 bulan = Rp 2 juta
Cicilan setiap bulan : Rp 20 juta + Rp 2 juta = Rp 22 juta
Dari jumlah kredit tadi sesudah dihitung menggunakan metode perhitungan bunga flat, cicilan yang mesti dibayar pak Luqman sampai lunas senilai Rp.22 juta rupiah per bulan. Cara menghitung bunga pinjaman per bulan menggunakan metode flat menunjukkan besaran cicilan bersifat tetap.
2. Pinjaman berbunga efektif
Cara menghitung bunga pinjaman efektif sedikit berbeda dengan sebelumnya. Nilai cicilan metode ini terlihat kian berkurang. Kredit jenis ini dalam pemberlakuan bunga cicilan dihitung mengikuti sisa total hutang. Metode perhitungan ini lazimnya diberlakukan pada pinjaman jangka panjang misalnya kredit investasi atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan berjalannya waktu maka biaya bunga yang mesti dibayarkan akan kian sedikit dan lebih rendah jika dibanding perhitungan bunga flat. Misalnya Pak Hendi mengajukan hutang sebesar Rp 240 juta. Maka cicilan yang mesti dibayarkan tiap bulannya sesuai perhitungan berikut ini :
Untuk menghitung bunga pinjaman digunakan rumus : SP X i X (30/360)
SP : saldo pokok pinjaman dari bulan sebelumnya
i : suku bunga setiap tahunnya
30 : jumlah hari dalam satu bulan
360 : jumlah hari dalam setahun
Pokok kredit : Rp 240 juta
Bunga : 10% per tahun
Tenor pinjaman : 24 bulan
Angsuran bulan pertama = Rp 240 juta X 10% X (30 hari/360 hari) = Rp 2 juta
Cicilan pokok ditambah bunga untuk bulan pertama = Rp 10 juta + Rp 2 juta = Rp 12 juta.
Angsuran bulan kedua= Rp 230 juta X 10% X (30 hari/360 hari) = Rp 1.191. 666.67
Dari perhitungan tadi kita dapat memperhatikan jika bunga untuk tiap cicilan per bulan akan makin rendah.
3. Bunga Anuitas
Cara menghitung persen bunga pinjaman ini adalah modifikasi cara hitung bunga efektif. Besaran cicilan bunga efektif tiap bulan yang tak sama acapkali menyebabkan debitur bingung. Cicilan pokok dari penghitungan bunga Anuitas diperoleh dari jumlah cicilan yang sudah diputuskan dikurangi hasil penghitungan bunga anuitas. Misalnya pak Udin ingin mendapatkan kredit KPR senilai Rp120 juta berjangka waktu 12 bulan termasuk dibebankan bunga 10% per tahun secara anuitas. Berapa cicilan per bulan yang mesti dibayarkan?
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Jangka waktu : 12 bulan
Cicilan pokok:
rumus anuitas
Sehingga hasilnya adalah = Rp10.549.906
Cara menghitung bunga pinjaman per bulan di atas biasanya paling sering digunakan. Apapun metode kredit yang digunakan, yang lebih penting adalah selalu menyesuaikan jumlah kredit dengan kemampuan kita dalam membayarnya, agar tak terjadi masalah ke kemudian hari.