Bank Indonesia ( BI) selaku otoritas keuangan di negara kita berasumsi jika kredit bank tetap akan berada double digit sampai 2019 berakhir meski sedang terjadi perlambatan ekonomi dunia. Juga diperkirakan akan lebih tumbuh pada tahun depan. Sementara suku bunga pinjaman bank 2020 diperkirakan akan turun meski tak signifkan. Peningkatan kredit perbankan diprediksi tetap berada pada rentang 10 % - 12 % (year on year) di 2019. Kemudian 11 % - 13,8 % di 2020.
Angka konsumsi Indonesia bisa terus meningkat sebab ditunjang adanya peningkatan konsumsi rumah tangga. Meningkatnya konsumsi rumah tangga juga yang menghindarkan Negara kita dari gelombang krisis global tahun 2008 hingga tahun 2009. Di samping itu, konsumsi rumah tangga masih tumbuh stabil sebab ditopang penyaluran banyak jenis bantuan sosial dari pemerintah kendati konsumsi swasta meningkat secara terbatas. Perlambatan ekonomi dunia boleh jadi akan berakibat buruk untuk Indonesia. Karenanya BI pun sudah menyiapkan langkah antisipasinya.
Salah satu langkahnya adalah menawarkan stimulus melalui pelonggaran kebijakan moneter, misalnya penurunan suku bunga pinjaman bank 2020 dan juga pelonggaran Rasio Loan to Value atau Financing to Value. Langkah tersebut diyakini dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi RI yang diharapkan dapat berada di bawah titik tengah kisaran 5,0 % - 5,4 % di 2019 serta meningkat ke titik tengah rentang 5,1 % - 5,5 % tahun 2020. BI sudah tiga kali beruntun memangkas suku bunga sebanyak 75 bps basis point), sekarang suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate senilai 5,25%.
Pilihan tersebut dikehendaki bisa merangsang bank-bank pun akan mengurangi suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman. Penyesuaian ke bawah bunga acuan, pastinya akan dapat membuat bank memperbesar plafon kredit yang disalurkan kepada para debitur. Dengan begitu demand dan supply akan memicu kredit dan pembiayaan. Jika bank-bank dapat memangkas suku bunga kredit dan deposito jelas akan bisa memperbesar penyaluran kredit, kendati tetap akan membutuhkan waktu yang tak sebentar. Bank Indonesia mencatat suku bunga kredit dari Desember 2018 hingga Juni 2019, telah terpangkas sebesar 18 bps. Sedangkan untuk Juli 2019 hingga Agustus 2019, telah terpangkas 4 bps.
Darapkan suku bunga pinjaman bank 2020 akan terpangkas lagi sehingga ekonomi bisa berputar. Seperti diketahui suku bunga kredit bank domestik jauh lebih besar dibanding yng diberlakukan negara tetangga. Sesuai data Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan (SBDK) yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat bunga KPR 10 bank besar tetap sebesar 12,5%. yang termasuk cukup tinggi. Melihat data mortgage interest rate percentages di Asia, bunga KPR untuk Indonesia termasuk tertinggi dibanding India yang cuma 9,45%, Vietnam 8,85%, Thailand 5,72%, Malaysia 4,53%, dan Singapura 2,5%.
Berikut Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) KPR posisi akhir Agustus 2019 dari beberapa bank besar di Indonesia :
1. Bank Rakyat Indonesia 9,90%
2. Bank Mandiri 10,25%
3. BNI 10,50%
4. Bank Danamon 10,25%
5. Bank Permata 10,25%
6. BCA 9,90%
7. Maybank Indonesia 9,75%
8. Bank PAN Indonesia 10,67%
9. CIMB Niaga 9,90%
10. Bank UOB Indonesia 10,50%
Angka konsumsi Indonesia bisa terus meningkat sebab ditunjang adanya peningkatan konsumsi rumah tangga. Meningkatnya konsumsi rumah tangga juga yang menghindarkan Negara kita dari gelombang krisis global tahun 2008 hingga tahun 2009. Di samping itu, konsumsi rumah tangga masih tumbuh stabil sebab ditopang penyaluran banyak jenis bantuan sosial dari pemerintah kendati konsumsi swasta meningkat secara terbatas. Perlambatan ekonomi dunia boleh jadi akan berakibat buruk untuk Indonesia. Karenanya BI pun sudah menyiapkan langkah antisipasinya.
Salah satu langkahnya adalah menawarkan stimulus melalui pelonggaran kebijakan moneter, misalnya penurunan suku bunga pinjaman bank 2020 dan juga pelonggaran Rasio Loan to Value atau Financing to Value. Langkah tersebut diyakini dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi RI yang diharapkan dapat berada di bawah titik tengah kisaran 5,0 % - 5,4 % di 2019 serta meningkat ke titik tengah rentang 5,1 % - 5,5 % tahun 2020. BI sudah tiga kali beruntun memangkas suku bunga sebanyak 75 bps basis point), sekarang suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate senilai 5,25%.
Pilihan tersebut dikehendaki bisa merangsang bank-bank pun akan mengurangi suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman. Penyesuaian ke bawah bunga acuan, pastinya akan dapat membuat bank memperbesar plafon kredit yang disalurkan kepada para debitur. Dengan begitu demand dan supply akan memicu kredit dan pembiayaan. Jika bank-bank dapat memangkas suku bunga kredit dan deposito jelas akan bisa memperbesar penyaluran kredit, kendati tetap akan membutuhkan waktu yang tak sebentar. Bank Indonesia mencatat suku bunga kredit dari Desember 2018 hingga Juni 2019, telah terpangkas sebesar 18 bps. Sedangkan untuk Juli 2019 hingga Agustus 2019, telah terpangkas 4 bps.
Darapkan suku bunga pinjaman bank 2020 akan terpangkas lagi sehingga ekonomi bisa berputar. Seperti diketahui suku bunga kredit bank domestik jauh lebih besar dibanding yng diberlakukan negara tetangga. Sesuai data Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan (SBDK) yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat bunga KPR 10 bank besar tetap sebesar 12,5%. yang termasuk cukup tinggi. Melihat data mortgage interest rate percentages di Asia, bunga KPR untuk Indonesia termasuk tertinggi dibanding India yang cuma 9,45%, Vietnam 8,85%, Thailand 5,72%, Malaysia 4,53%, dan Singapura 2,5%.
Berikut Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) KPR posisi akhir Agustus 2019 dari beberapa bank besar di Indonesia :
1. Bank Rakyat Indonesia 9,90%
2. Bank Mandiri 10,25%
3. BNI 10,50%
4. Bank Danamon 10,25%
5. Bank Permata 10,25%
6. BCA 9,90%
7. Maybank Indonesia 9,75%
8. Bank PAN Indonesia 10,67%
9. CIMB Niaga 9,90%
10. Bank UOB Indonesia 10,50%